Populasi Badak Jawa Hanya 35 Ekor
Selasa, 19 Juni 2012
0
komentar
Hingga November 2011 し, ウジュンクロン国立公園 (TNUK) mencatat ada 35 ekor populasi badak jawa atau badak bercula satu. Jumlah tersebut terdiri dari 22 ekor badak jawa jantan, ? 13 ekor badak jawa betina. また、, Balai TNUK menemukan empat ekor anak badak jawa yang terdiri dari tiga jantan dan satu betina.
Pencatatan populasi badak jawa dilakukan selama sembilan bulan menggunakan cara baru, yakni video trap melalui kamera khusus infra merah dengan menempatkan pada setiap titik pengamatan tiap blok di Semenanjung Ujung Kulon, Pandeglang. “Proses kegiatan selama Februari sampai November 2011. Kita gunakan 40 video trap untuk merekam keberadaan badak jawa tersebut,” kata Kepala Balai TNUK Agus Priambudi saat ekspos kerangka badak jawa yang diserahkan ke Kementerian Kehutanan di gedung Mandala Wanabakti, ジャカルタ, 木曜日 (29/12).
それは言われています, pengamatan yang dilakukan dibantu oleh sejumlah peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).Selama sembilan bulan pengamatan, diperoleh 427 klip video film badak jawa di habitat alaminya. Masing-masing klip diindenteifikasi morfologi tubuhnya seperti bentuk telinga, bentuk dan tipe cula, 尾, lipatan leher, serta ciri khusus fisik tiap individu seperti luka dan cacat fisik. “Sehingga dipastikan badak tersebut merupakan badak jawa. Proses identifikasi juga diperkuat dengan lokasi, frekuensi, serta waktu individu badak jawa tersebut terekam kamera,"彼は言った.
それが、, Kementerian Kehutanan menargetkan jumlah populasi badak jawa mencapai 70 まで 80 ekor pada 2015. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyatakan komitmen dan upaya bersama dibutuhkan dalam mengonservasi dan meningkatkan populasi badak jawa. “Sudah menjadi tanggung jawab kita semua agar secara bersama-sama mendukung konservasi badak jawa,"彼は言った.
Menteri menegaskan, badak jawa sebagai hewan yang harus dilindungi. また、, populasi di habitat aslinya sedikit. Dia menyatakan kawasan hutan yang menjadi habitat asli satwa dilindungi di Indonesia itu mengalami tekanan akibat dinamika pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi